Minggu, 16 Oktober 2011

MEMAHAMI BEKAM

KURSUS BEKAM SURABAYA |Tulisan ini dan beberapa yang lain aka menysul bersumber dari  buku karangngan Syihab Al-Badri Yasin yang telah diterjemahkan dengan judul “BEKAM Sunnah Nabi & Mu’jizat Medis”
Ditulis ulang oleh Pondok Bekam Indonesia untuk KURSUS BEKAM SURABAYA

BAGAIMANA MEMAHAMI BEKAM
[Sebuah Pengantar dari  Editor]

Bismillahirrohmanirrohiem.
kursusbekamsurabaya ||  Sebelum saya memulai memberikan pengantar buku ini, saya akan bertanya pada pembaca, “apakah ada pernah mendengar istilah bekam ? Apakah anda pernah di bekam ?”. Berbahagialah anda apaekambila anda menjawab “pernah”. Sebab dari  kuisioner yang ditujukan secara acak kepada kaum muslimin menunjukkan bahwa yang belum mendengar istilah bekam (atau istilah bekam lain yang sejenis) sebanyak 80 % sedangkan, sedangkan yang belum pernah dibekam sebanyak 90 %.



Kenyataan ini sungguh memprihatinkan. Sebab bekam sudah dikenal ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman nabi Musa AS, dan berkembang keseluruh dinia hingga saat ini. Di Indonesia bekam sudah sering dipakai untuk pengobatan dengan nama seperti canduk, canthuk, kop, cupping, mambakan dan lainnya. Bekam merupakan terjemahan dari hijamah, dari kata al-hajmu, yang berarti pekerjaan membekam. Al-hijmu bearti menghisap atau menyedot. Sehingga hijamah atau bekam dapat diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat yang menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan atau penusukan yang kemudian di tampung dalam gelas.

KURSUS BEKAM SURABAYA ||Dilihat sepintas, tampaknya pengobatan dengan metode bekam tidak memberikan manfaat apa-apa, bahkan terkesan kuno, irasional dan mengada-ada. Apabila dibandingkan dengan pengobatan medis barat yang memakai obat-obatan sintetik serta pembedahan yang memerlukan biaya mahal. Bekam lebih praktis, tanpa efek samping, murah dan bisa mengatasi banyak penyakit yang tidak bisa ditangani oleh kedokteran barat.

Memang, sekarang ini segala sesuatu yang berbau “barat” yang didominasi oleh orang Nasrani dan Yahudi tampak indah menyenangkan dan menyembuhkan. Ini memang usaha mereka untuk menjauhkan kaum Muslimin dari kitab-Nya Al-Qur’an. Mereka mengetahui bahwa apabila kaum Muslimin berpegang teguh pada ajaran-Nya, pastilah mereka akan jaya dan menguasai dunia, seperti yang pernah dialami umat Islam pada abad ke 8 hingga 12 Masehi, dimana saat itu ilmu kedokteran berkembang menguasai daratan Eropa, sehingga muncullah dokter-dokter Muslim dengan kedokteran Islamnya, seperti ‘Ali ‘Abbas Al=Majusi, Abu Bakar Ar-Rozi, Al-Birubi,  Ibnu Sina, Az-Zahrowi, Ibnu Maimun, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, dan lain-lainnya.

Padahal saat itu kaum Nasrani sendiri sulit untuk meningkatkan keilmuannya, karena terhambat dengan  pendapat gereja yang menyebut pengetahuan modern bertentangan dengan bibel. Sehingga yang berbeda dengan bibel dianggap menentang bibel. Sebab walaupun didalam bibel tidak ada yang menghukum para ilmuwan, namun prakteknya banyak ilmuwan yang berseberangan dengan gereja. Bahkan orang yang menentang pendapat gereja akan dihukum seperti yang telah dilakukan pada Galille yang dituntut hanya karena ia mengikuti penemuan Coppernicus tetang peredaran bumi. Galille kemudian dihukum dengan alasan menafsirkan bibel secara keliru. Inilah yang menyebabkan kaum Nasrani beramai-ramai menginggalkan agama mereka,  sehingga mereka bisa memajukan sains dan kedokteran. Sementara saat ini banyak kaum muslimin yang meninggalkan ajarannya, termasuk dalam bidang kedokteran. Kaum muslimin hanya berkutat pada ibadah harian, shalat, puasa dan haji, sehingga sains dan kedokteran dikuasai sepenuhnya oleh orang-orang nasrani dan yahudi, karena itu umat Islam tertinggal dalam segala bidang termasuk bidang kedokteran.
“Kaum Muslimin,  meninggalkan agamanya, mereka jadi tertinggal, dan orang-orang nasrani meninggalkan agamanya, mereka jadi maju.”

kursusbekamsurabaya ||Kaum Muslimin jarang sekali yang mau mendalami ilmu kedokteran warisan Nabi SAW yang sangat lengkap. Diantara sebagian kedokteran warisan Nabi yang dilupakan itu adalah Bekam. Bahkan mendengarpun belum pernah. Malahan ilmu bekam diserahkan ke dunia barat, sehingga mereka melakukan penelitian dan pembuktian terus-menerus, yang akhirnya mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun mereka tidak menamakannya Bekam. Tetapi tetap memakai prinsip kerja Bekam;  menyedot darah dan menggumpulkannya dan mengeluarkannya, tentunya dengan teknik dan teknologi canggih. Hingga muncullah ahli Bekam dari negara barat, seperti DR. Micheal Reed Gech dari California dengan bukunya Poten Poins, a Guide to Self Cade for Common Ailment (Titik-titik Berkhasiat sebagai Panduan Perawatan Diri dan Pengobatan Penyakit yang Umum), atau penelitian Kohler D (1990) dengan bukunya The Connectif Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method (Jaringan Ikat sebagai Media Fisik untuk Menghantarkan Energi Pengobatan Dengan Bekam), atau tulisan Thomas W Anderson (1985) yang berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method (100 penyakit yang dapat diobati dengan bekam), yang ternyata sesuai dengan hadits Nabi  600 Masehi yang diriwayatkan At-Thobroni,  bahwa pembekaman pada satu poin disekitar tengkuk saja dapat menyembuhkan 72 penyakit. Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kalian semua melakukan pembekaman di tengan tengkuk, karena sesungguhnya hal itu merupakan obat dari 72 (tujuh puluh dua) penyakit”.

Ketika  kaum Muslimin mengatahui hal ini, mereka terheran-heran dan mengagung-agungkan bahwa itulah methode pengobatan barat yang canggih. Padahal, ketahuilah itu adalah ilmu yang mereka tinggalkan dan diserahkan kepada orang-orang barat, seperti yang disampaikan Imam Syafi’i yang menyayangkan keteledoran kaum Muslimin terhadap ilmu kedokteran. Beliau mengatakan “
“Mereka (kaum muslimin) mengabaikan sepertiga ilmu dan menyerahkannya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani”.

KURSUS BEKAM SURABAYA ||Alhamdulillah, dengan terbitnya buku yang berudul asli “Al-Hijamah Sunnah Nabawiyah wa Mu’jizah Thibbiyah”  yang diterjemahkan dengan judul “BEKAM : Sunnah Nabi dan Mu’jizat Medis” ini, patut disambut gembira, sebagai usaha untuk memperkenalkan salah satu dari methode pengobatan yang berdasarkan wahyu Allah, melalui Nabi Muhammad SAW kepada kaum muslimin. Sungguh ini usaha yang patut dihargai. Ditengah derasnya serbuan pengobatan alopati maupun alternatif dari barat, cina dan india yang menyerbu lingkungan kita yang tidak menyembuhkan secara sempurna, tetapi malahan menimbulkan komplikasi yang lebih berat, memaksa kita untuk menggunakan bahan dan cara yang haram, bahkan dapat membawa kita kepada perbuatan syirik, mudah-mudahan buku ini dapat mencerahkan kaum muslimin.

Untuk memahami pengobatan dengan metode bekam ini, maka secara sederhana dapat dipelajari dengan pendekatan ilmu kedokteran tradisional (traditional meddicin) maupun kedokteran modern, sehingga mu’jizat medis seperti judul buku ini dapat lebih mudah dipahami, ditrima dan dibuktikan.

Menurut kedokteran tradisional, bahwa di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaringan-jaringan atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau habl.  Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dengan sebelah bawah, antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dengan bagian kanan, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki. Antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Kelainnan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan d lainan mempengaruhi poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa orang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada saluran pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit pada lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan maupun lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat di bekam di poin saluran pencernaannya.


Dunia kedoktern modern nampaknya tertarik dengan fonomena yang dalam buku ini di sebut mu’jizat medis. Merekapun melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran pengobatan diatas. Poin istimewa diatas setelah dilakukan penelitian ternyata merupakan motor points pada perlekatan neuromuskular (neuromusculat attachments) yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung mioglobin tinggi, sebagian besar selnya menggunakan metabolesme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapilr venula, bundle dan fleksus saraf serta ujung saraf akhir dibanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.

Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu poin, maka di kulit (kutis) dan jaringan bawah kulit (subkutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan dari mast cell dan lain-lain. Akibat kerusakkan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti sorotonin, histamin, bradikinin, slow reacting subtance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriola, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah.  Akibatnya terjadi efek relaksasi atau pelemasan otot-otot yang kaku serta akibat dari vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan dara secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya Corticotrophin releasing factor [CRF], serta releasing factor lainnya oleh adenohiphofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, korticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Sedangkan golongan histamin yang ditimbulkannya mempunyai manfaat dalam proses reparasi atau perbaikan sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan retikulo endothelial cell  yang akan meningkatkan daya resistensi atau data tahan dan imunitas – kekebalan- tubuh. Sistem imun ini terjadi melalui pembentukan interleukin dari cell karena faktor neural, peningkatan jumlah sel T karena peningkatan set-enkephalin dan endorphin yang merupakan mediator antara susunan saraf pusat dan sistem imun, serta kelenjar pituitary dan hypothalamus anterior yang memproduksi CRF.

Penelitian lainnya menunjukkan pembekaman dikulit akan menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui saraf A-delta dan C serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut eferan simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efeklainnya adalah dilitasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung,

Pada sistem endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral melalui hypothalamus dan pituitari sehiingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langusng, berefek pada organ untuk menghasilan hormon-hormon insulin, tyroxin, adrenalin, corticotropin, estrogen, progestoren, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerja ditempat jauh dari yang dibekam.

Akhirnya bagi pembaca yang mengalami kesulitan dalam penerapan bekam, bagaimana menentukan titik-titik bekam yang tepat seperti gambar dibuku ini, sebaiknya mempelajari dasar-dasar anatomi dan fisiologi (susunan dan fungsi) tubuh manusia, baik melalui pendekatan kedokteran modern maupun tradisional seperti akupuntur, akupresur, totok darah, moksibusi maupun refleksi. InsyaAllah dengan mempunyai dasar ilmu diatas, akan lebih mudah memahami mekanisme bekam ini. Yang perlu di ingat adalah bahwa tidak boleh (ridaklah mencukupi, red) mengobati hanya mengandalkan bekam saja. Sebab menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam Tibbun Nabawi, bahwa pengobatan bekam harus dilakukan secara bersamaan dan terpadu dengan pemakaian bahan-bahan alami seperti madu, habbatussuda’, itsmid, kam’ah dan lainnya, disertai dengan dzikir maupun do’a-do’a ruqyah syar’iyah serta mengamalkan ajaran islam secaranyata. Wallahu a’lam.

dr Wadda’ Amani Umar

ditulis ulang Pondok Bekam Indonesia untuk http://kursusbekamsurabaya.blogspot.com | kursus|pelatihan|privat|training|bekam|surabaya|kursusbekam|pelatihanbekam|privatbekam| trainingbekam| kursusbekamsurabaya | pelatihanbekamsurabaya | privatbekamsurabaya | trainingbekamsurabaya | kursusbekamdisurabaya | pelatihanbekamdisurabaya | privatbekamdisurabaya | traingingbekamdisurabaya | |kursus bekam|pelatihan bekam|privat bekam| training bekam| kursus bekam surabaya | pelatihan bekam surabaya | privat bekam surabaya | training bekam surabaya | kursus bekam di surabaya | pelatihan bekam di surabaya | privat bekam di surabaya | trainging bekam di surabaya |KURUS | PELATIHA | PRIVAT | TRAINING | BEKAM | SURABAYA | KURSUS BEKAM | PELATIHAN BEKAM | PRIVAT BEKAM | TRAINING BEKAM | KURSUS BEKAM SURABAYA | PELATIHAN BEKAM SURABAYA | PRIVAT BEKAM SURABAYA | TRAINING BEKAM SURABAYA |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar